4 Perkara yang Membantumu Menjauhi Maksiat – Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr #NasehatUlama
Beberapa perkara yang dapat membantu menyelamatkan diri dari berbagai fitnah maksiat, terkhusus lagi perbuatan zina. Saya punya materi khutbah jumat tentang ini. Saya punya materi khutbah jumat tentang ini, yang aku sarikan dari kisah (Nabi Yusuf). Saya kira ada tujuh perkara penting yang dapat membantu pemuda—dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala— agar terbebas dari berbagai fitnah (maksiat) ini.
(PERTAMA: TAUHID & IKHLAS)
Perkara yang paling agung adalah tauhid dan ikhlas kepada Allah, ini yang paling agung. Tauhid adalah jalan keselamatan dari segala keburukan, dengan izin Allah. Ikhlas kepada Zat yang berhak disembah (Allah). “Demikianlah, agar Kami memalingkan darinya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS. Yusuf: 24) Dan dalam bacaan lain, “Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas.” Orang-orang yang ikhlas adalah orang yang memurnikan agamanya untuk Allah. Mentauhidkan Allah dan mengesakan-Nya dalam ibadah. Ikhlas dan tauhid adalah jalan keselamatan. Demikian juga iman kepada Allah dan keagungan-Nya, kepada pengawasan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu keimanan bahwa Allah Maha Melihat hamba-Nya. Ini semua jalan keselamatan.
(KEDUA: BERUSAHA KERAS MELAWAN HAWA NAFSU)
Melindungi diri dari maksiat dengan melawan hawa nafsu dan menahannya, serta menekannya untuk menghalanginya terjerumus ke dalam perbuatan dosa.
(KETIGA: BERDOA)
Berdoa dan menghadap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
(KEEMPAT: LARI MENJAUHI SUMBER PENYEBAB MAKSIAT)
Salah satu sebab penting lainnya adalah berlari menjauh dari tempat terjadinya fitnah (maksiat), Seseorang janganlah berada di sana dan menghadapkan diri kepada fitnah (maksiat), namun ia harus lari menjauh darinya dan dari tempatnya. Saat istri al-Aziz menggoda Nabi Yusuf, apa yang terjadi pada beliau? Nabi Yusuf segera bergegas menuju pintu. Baru sekedar melihat ada fitnah (maksiat) dan semacamnya, Nabi Yusuf segera bergegas menuju pintu. Pergi berlari ke arah pintu agar dapat lari dari fitnah (maksiat). Istri al-Aziz mengejarnya dan mengoyak bajunya dari belakang, sedangkan Nabi Yusuf bergegas berpaling, melarikan diri dari fitnah (maksiat).
Ini salah satu sebab keselamatan, yaitu melarikan diri dari tempat sumber fitnah. Tidak menghadapkan diri kepada fitnah (maksiat) dan menetap di tempatnya! Namun melarikan diri darinya, dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat menjerumuskan seorang hamba ke dalam fitnah (maksiat). Dengan perkara-perkara ini, dan adanya dorongan syahwat yang kuat, keimanan yang benar dan keikhlasan yang sempurna menghalanginya dari terjerumus ke dalam perbuatan zina yang terlarang. Juga terlindungi oleh doa dan berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, permohonan perlindungan kepada-Nya, melarikan diri dari fitnah (maksiat), dan sebab-sebab lainnya yang dapat kamu perhatikan dalam kisah Nabi Yusuf ‘alaihis salam.
=========================================================================
الْأُمُورُ الْمُعِيْنَةُ لِلسَّلَامَةِ مِنَ الْفِتَنِ خَاصَّةً فِتْنَةُ الْفَاحِشَةِ
وَلِيْ فِي هَذَا خُطْبَةُ الْجُمْعَةِ
لِي فِي هَذَا خُطْبَةُ الْجُمْعَةِ اِسْتَخْلَصْتُ مِنَ الْقِصَّةِ
أَظُنُّ سَبْعَةَ أُمُوْرٍ مُهِمَّةٌ جِدًّا تُعِيْنُ الشَّابَّ بِإِذْنِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
عَلَى الْخَلَاصِ مِنْ هَذِهِ الْفِتَنِ
وَأَعْظَمُ ذَلِكَ التَّوْحِيدُ الإِخْلاصُ لِلهِ أَعْظَمُ ذَلِكَ
التَّوْحِيدُ نَجَاةٌ مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِإِذْنِ اللهِ
الْإِخْلَاصُ لِلْمَعْبُودِ
كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِيْنَ
إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلِصِيْنَ هَذِهِ الْقِرَاءَةُ
الْمُخْلِصِيْنَ الَّذِينَ أَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلهِ
وَحَّدُوا اللهَ أَفْرَدَ اللهَ بِالْعِبَادَةِ
فَالْإِخْلَاصُ وَالتَّوْحِيْدُ نَجَاةٌ
أَيْضًا الْإِيْمَانُ بِاللهِ وَعَظَمَةِ اللهِ
وَمُرَاقَبَةِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
وَأَنَّه مُطَّلِعٌ عَلَى الْعَبْدِ وَأَنَّه يَرَاهُ هَذَا نَجَاةٌ
لاِسْتِعْصَامٍ بِمُجَاهَدَةِ النَّفْسِ وَمَنْعِهَا
وَالتَّشْدِيدِ عَلَيْهَا فِي الْإِيْبَاءِ وَالِامْتِنَاعِ عَنْ مُوَاقَعَةِ الْأَمْرِ الْمُحَرَّمِ
الدُّعَاءُ اللُّجُوْءُ إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
مِنَ الْأَسْبَابِ الْمُهِمَّةِ الْفِرَارُ مِنْ مَوْضِعِ الْفِتْنَةِ
مَا يَبْقَى الْإِنْسَانُ مُسْتَشْرِفًا لَهُ بَلْ يَفِرُّ مِنْهَا وَمِنْ مَكَانِهَا
لَمَّا دَعَتْهُ امْرَأَةُ العَزيزِ مَاذَا حَصَلَ مِنْهُ
اِسْتَبَقَ الْبَابَ
مُجَرَّدُ مَا رَأَى الْمَسْأَلَةَ فِيهَا فِتْنَةٌ فِيهَا كَذَا اِسْتَبَقَ الْبَابَ
رَاحَ يَعْنِي يَعْدُو جِهَةَ الْبَابِ فَارًّا مِنَ الْفِتْنَةِ
لَحِقَتْهُ وَقَدَّتْ قَمِيصَهُ مِنْ دُبُرٍ وَهُوَ مُوَلِّيًا
فَارًّا مِنَ الْفِتْنَةِ
هَذَا مِنْ أَسْبَابِ النَّجَاةِ الْفِرَارُ مِنْ مَوْضِعِ الْفِتَنِ
مَا يَسْتَشْرِفُ لَهَا وَيَبْقَى فِي مَكَانِهَا
بَل يَفِرُّ مِنْهَا
وَيَبْتَعِدُ عَنِ الْأَسْبَابِ الَّتِي تُفْضِي بِالْعَبْدِ إِلَى الْفِتَنِ
فَمَعَ هَذِهِ الْأُمُورِ وَمَع قُوَّةِ الشَّهْوَةِ
مَنَعَهُ الْإِيمَانُ الصَّادِقُ وَالْإِخْلَاصُ الْكَامِلُ
مِنْ مُوَاقَعَةِ الْمَحْذُورِ
مَنَعَه أَيْضًا الدُّعَاءُ وَاللُّجُوْءُ إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى الاِسْتِعْصَامُ
الْفِرَارُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ مِنَ الْأَسْبَابِ الَّتِي تَرَاهَا
فِي قِصَّتِهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ